Masih ada nggak sih, salon yang memasang tarif cukur di tahun 2020 ini untuk sekali cukur Rp 5.000,- ? Ternyata ada lho! Namanya salon Pak Sarwo, dan yang paling mencengangkan adalah alasan kenapa Pak Sarwo tak mau menaikkan tarif cukur di salonnya.
Hasil survei
biaya hidup di 133 kota dunia yang dilakukan The Economist Intelligence Unit
(EIU), menunjukkan Kota Paris menjadi salah satu kota termahal di dunia pada tahun
2019. Diantara sekian banyak indikator , salah satu yang diambil kira adalah ongkos / Tarif cukur. Tarif cukur di Kota Paris mencecah
angka Rp 1,6 juta untuk sekali cukur. Bayangkan, kalau ongkos cukur di Indonesia tarifnya segitu. Berapa tarif cukur di tahun 2020 ini, di kampung kalian?
![]() |
Di Salon Pak Sarwo tarif sekali cukur di tahun 2020 adalah Rp 5.000,- |
Jika
dibandingkan dengan tarif cukur / ongkos jasa potong rambut di Indonesia, tentu sangat jauh perbandingannya.
Di beberapa daerah, untuk sekali cukur kita hanya perlu merogoh kocek Rp10
ribu hingga 20 ribu saja. Bahkan di salah satu tempat ini, tarif jasa potong rambut hanya dibanderol 5 ribu rupiah saja. Pak Sarwo, nama panggilan pria tukang cukur sekaligus pemilik “salon” itu. Usianya
kira-kira sudah lebih dari setengah abad. Usahanya telah dirintis sejak 2003
silam.
Sebuah
gubuk berdinding gedhek terbuat dari anyaman bambu itulah tempat Pak
Sarwo mengais rezeki. Berada di pinggir
jalan desa Kawasan perkampungan Desa Kulur, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon
Progo, D.I.Yogyakarta.
Pelanggannya
selalu mengantri, dari sore sampai petang ada saja yang datang menunggu servis
Pak Sarwo, dari kanak-kanak, remaja hingga orang dewasa. Ada yang datang dengan sepeda onthel, sampai ada juga yang datang membawa mobil mewah. Pelanggannya memang buanyak! Apakah karena sebab tarif cukur tahun 2020 di tempat Pak Sarwo yang sangat murah itu? atau karena faktor lain, ya?
Pak Sarwo
sangat ramah dan mudah bergaul. Saat aku tanya “Kenapa tarif cukur di tempat Pak Sarwo di tahun 2020 ini hanya Rp 5.000, perak saja, bukannya kebutuhan rumah tangga dan harga barang sekarang ini selalu naik, Pak?" Sebenarnya masih banyak lagi segudang pertanyaan yang pengen tak ajukan kepada sosok lelaki paruh baya bernama Pak Sarwo itu.
Sambil terus mencukur rambutku yang tak begitu panjang, Pak Sarwo dengan nada yang polos nan tulus itu pun menjawab. Bahwa usaha yang dijalaninya itu bukan sekedar untuk memperoleh rupiah. “Hanya
dengan cara inilah, yang dapat saya lakukan untuk membantu sesama”, jawabnya datar. "Saya bukan orang yang kaya, juga tidak punya jabatan tinggi, yang mungkin dengan kekayaan atau jabatannya itu kita bisa menolong orang lain. Sebenarnya, mungkin sudah ratusan kali dapat komentar atau saran yang dilontarkan para pelanggan saya untuk menaikkan tarif cukur di tahun 2020 ini, tapi niatan untuk menolong sesama sesuai dengan kemampuan diri itulah yang mejadi kebahagiaan saya”, pungkasnya. Mencengangkan bukan?
Agak mencengangkan, sebuah
ketulusan dan nilai-nilai sosial yang sudah jarang kita temui di tahun 2020 ini. Di era yang segalanya seolah harus dinilai dengan rupiah. Di belakang gubuk tempat nyukur
Pak Sarwo itulah tempat tinggal beliau. Sebuah rumah yang sederhana, sungguh
sesederhana pemiliknya untuk mendapatkan kebahagiaan.
"Mas..mas..
Sampun mas"..! (Mas.. Mas.. sudah mas.. !) terdengar suara Pak Sarwo,
buyarkan lamunanku. Spontan aku bertanya pada beliau "Pinten
Pak..?" (Berapa Pak?), “Rp 5.000,- (lima ribu) mas" jawabnya.
Itulah
bonus pelajaran berharga bagi kita semua, dari seorang tukang cukur yang hidup dengan cara yang penuh dengan kesederhanaan. Di tahun 2020 ini masih ada seorang Pak Sarwo yang masih memegang teguh nilai-nilai sosial yang sangat tinggi. Semoga Pak Sarwo tetap dianugerahkan kesehatan oleh Alloh
SWT, Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Bijaksana.
0 Komentar